Friday 12 October 2012

Adaptasi Makhluk Hidup

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP

A. Makhluk Hidup Menyesuaian Diri Dengan Lingkungan
Makhluk hidup sangat bergantung pada lingkungan. MH mempunyai dan memerlukan lingkungan sebagai tempat hidup. Tempat MH tinggal disebut HABITAT.
MH ada yang hidup di darat dan di air :
1. Katak : berudu hidup di air, dewasa hidup di darat dan di air (amfibi)
2. Ikan dengan siripnya dapat hidup di air.
3. Burung dapat terbang dengan sayapnya, dll
Agar dapat hidup dan melestarikan keturunannya MH harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri MH thd lingkungan disebut ADAPTASI.
MH yang telah beradaptasi dengan suatu lingkungan tertentu akan sulit beradaptasi dengan lingkungan lain. Contoh : MH yang hidup di air tawar tidak dapat hidup di air laut, MH yng hidup di padang rumput tidak dapat hidup di padang pasir.

1. Penyesuaian MH Untuk Memperoleh Makanan
MH dalam menyesuaikan diri untuk memeperoleh makanan dilakukan sejak lahir. Contoh : Bentuk paruh (mulut) bebek yang pipih untuk memepermudah mencari makanan di lumpur dan kaki berselaput supaya tidak terbenam dalam lumpur.
Dalam penyesuaian diri dengan lingkungan untuk memperoleh makanan, yang satu dengan lain berbeda. Hal ini disebabkan :
a. Penyesuaian diri dengan alam lingkungan (tempat hidup), ex : hutan, padang rumput, dedaunan, air, udara, dsb.
b. Penyesuaian diri dengan bahan makanannya, ex : pemakan daging, pemakan biji-bijian, pemakan buah-buahan, pemakan daging dan tumbuhan, dsb.

Peyesuaian diri pada hewan dalam memperoleh makanan :
1. Kupu-kupu : Makanan kupu adalah nektar (cairan manis sebagai bahan membuat madu). Nekatar terletak di dasar bunga dan berbentuk cair, maka untuk memperolehnya kupu mempunyai alat penghisap yang bentuknya panjang disebut PROBOSIS.
2. Lebah : hampir sama dengan kupu, lebah mempunyai bentuk mulut penjilat. Mulut ini mempunyai lidah panjang untuk menjilat nektar.
3. Nyamuk : Bentuk mulut penusuk dan penghisap, mulut nyamuk berbentuk tajam runcing (penusuk) dan panjang, Mulut ini untuk menusuk dan kemudian menghisap darah manusia.
4. Burung :
a. Burung Pemakan Daging :
- paruhnya pendek, besar, setengah melingkar dan runcing (guna paruh untuk mencabik-cabik mangsanya.
- Contohnya : elang, rajawali, alap-alap (mangsa : pipit, prenjak, anak ayam), bangau, pecuk ular, kuntul, pelikan (mangsa : katak kecil, ikan, ular, dsb).
b. Burung Pemakan Tumbuhan :
- paruhnya pendek, melengkung (setengah melingkar), kokoh (guna paruh untuk mengupas kulit dari biji-bijian yang dimakan).
- Contohnya : parkit, gelatik, betet, nuri, kakatua, pipit.
c. Burung Pemakan Daging dan Tumbuhan :
- contohnya : prenjak, kutilang, jalak, poksay, cecak rawa
- makanan yang dimakan pisang, pepaya, ulat (untuk mengambil ulat di balik daun mereka punya paruh yang panjang dan runcing.
Bentuk kaki burung : memanjat (pelatuk), mencengkeram (elang, rajawali), bertengger (kutilang), mengais (ayam).

Dengan penyesuaian diri terhadap lingkungannya (tempat hidup) maka :
1. Dengan paruh yang runcing, ayam dengan mudah dan cepat mematuk makanannya.
2. Dengan kakinya yang ramping, panjang serta kukunya runcing, ayam mudah bergerak ke sana kemari mengais-ngais mencari makanan.
3. Dengan gigi taring yang runcing anjing dan kucing mudah mencabik-cabik mangsanya.
4. Dengan sirip ekor, sirip dada dan sirip perut ikan mudah berenang ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah di dalam air dan dengan cepat menangkap mangsanya.
5. Dengan cakar yang berselaput dan badannya seperti perahu, itik dengan mudah berenang, meyelam dalam air untuk menangkap mangsanya.
6. Dengan kaki yang pipih dan dapat menempel pada dinding serta mulut yang lebar, cecak dan tokek dapat mudah bergerak di dinding untuk menangkap mangsanya.
7. Unta memiliki kantong air sehingga dapat bertahan hidup di gurun pasir

Penyesuaian Diri Tumbuhan Untuk Kelangsungan Hidup :
Bentuk penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungan berbeda-beda, contohnya :
1. Pohon Jati, randu, kedondong, mahoni : merontokkan atau menggugurkan daun saat musim kemarau untuk mengurangi penguapan.
2. Kaktus : memiliki daun yang berduri, dimana fungsi daun digantikan batang sehingga penguapan air hanya terjadi pada batang.
3. Teratai : memiliki daun yang lebar dan tipis, sehingga penguapan air terjadi secara mudah, akibatnya teratai tidak busuk karena terendam air.
4. Kantong Semar : daun berbentuk kantong. Dalam kantong terdapat cairan yang berbau yang dapat mengundang serangga. Serangga yang hinggap di tepi kantong akan jatuh tergelincirdan terperangkap dalam cairan sehingga menjadi makanan kantong semar.


B. Makhluk Hidup Melindungi Diri Dari Musuhnya
Kita semua memiliki alat indra 5 macam yang disebut PANCAINDRA, yaitu : penglihat/mata, pendengar.telinga, pembau/hidung, pengecap/lidah, peraba/kulit.
1. Hewan Melindungi Diri dari Musuhnya :
a. Bunglon : melindungi diri dari musuh dengan cara mengubah warna tubuh sesuai dengan warna tempat bunglon berada, disebut MIMIKRI.
b. Walang Sangit : melindungi diri dari musuh dengan mengeluarkan bau yang sangat menyengat.
c. Walang Daun : mempunyai bentuk dan warna tubuh yang menyerupai daun/sesuai daunnya.
d. Harimau, anjing, singa : mempuyai kuku dan gigi yang tajam.
e. Sapi, kambing, kerbau, kijang : mempunyai tanduk yang runcing untuk bertarung dengan musuh
f. Kalajengking, kelabang, lebah : menggunakan sengatnya untuk melindungi diri dari musuh.
g. Ular : - ular berbisa melindungi diri dengan bisanya/zat yang beracun yang dikeluarkan saat menggigit.
ular tidak berbisa melindungi diri dengan membelitkan tubuhnya ke musuhnya.
h. Cumi-cumi : melindungi diri dengan meyeburkan cairan seperti tinta ke dalam air sehingga musuh tidak dapat melihatnya.
i. Trenggiling : menggulungkan tubuhnya cakar kuat, kulit keras
j. Landak : bulunya berbentuk duri
k. Siput, bekicot : mempunyai pelindung tubuh yang keras/rumah siput sehingga apabila ada musuh masuk ke dalam rumahnya.
l. Musang, kumbang : bila diserang musuh berpura-pura mati.
m. Cecak : melepaskan ekor cecak.
n. Ulat : melindungi diri dengan memiliki warna sesuai dengan daun/batang pohon, dengan menegakkan bulunya.
o. Anjing dan kucing : mempunyai gigi dan kuku yang tajam. Sedangkan melindungi udara dingin bila tidur dengan cara melingkarkan tubuhnya. Gigi yang dimiliki anjing dan kucing karena pemakan daging adalah GigiTaring (untuk mencabik-cabik mangsanya).
Catatan tambahan : selain Gigi Taring ada juga Gigi Seri (fungsi : untuk menggigit dan memotong makanan) dan Gigi Geraham (fungsi : untuk mengunyah makanan)

2. Tumbuhan Melindungi Diri Dari Musuhnya :
a. Mawar : melindungi diri dengan batangnya berduri.
b. Bougenville : melindungi diri mempunyai batang berduri yang panjang.
c. Mangga, kamboja, alamanda, : bergetah yg dapat menimbulkan penyakit kulit bila hewan makan
d. Durian : mempunyai kulit buah yang berduri tajam sehingga tidak dapat dimakan hewan.
e. Belimbing : buah yang belum matang terasa pahit.
f. Nangka, sawo, pepaya yang masih muda : bergetah
g. Kelapa : berkulit tebal.

h. Putri malu : batang berduri

Thursday 11 October 2012

Kerangka Karangan


Agar karangan kita dapat terorganisasikan dengan baik, kita perlu menyusun kerangka (outline) atau garis-garis besarnya. Suaru kerangka karangan merupakan sebuah rancangan atau rencana kerja yang mengarahkan penulis agar dapat menyusun gagasan-gagasan secara teratur dan logis. Penyusunan kerangka karangan sangat dianjurkan agar penulis terhindarkan dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

Kegunaan kerangka karangan bagi seorang penulis, antara lain, adalah:

1. Membantu penulis menyusun karangan secara teratur sehingga tidak membahas satu gagasan sampai dua kali atau bahkan lebih.
2. Mencegah penulis keluar dari ruang-lingkup topik yang telah dirumuskan.
3. Memperlihatkan bagian-bagian pokok suatu karangan serta memberi kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut.
4. Memperlihatkan kepada penulis bahan-bahan atau materi apa yang diperlukan dalam pembahasan yang akan ditulisnya nanti.

Menyusun kerangka karangan berarti memecahkan topik ke dalam beberapa subtopik dan mungkin selanjutnya ke dalam sub-subtopik. Satu hal yang perlu diingat adalah penyusunan kerangka karangan hendaknya didasarkan atas keteraturan atau pola tertentu. Pada dasarnya pola kerangka karangan dapat dibedakan menjadi pola setara, bertingkat, atau kombinasi setara dan bertingkat.

Pola Setara, contoh:

Topik : FUNGSI-FUNGSI BUSANA

I. Fungsi proteksi
II. Fungsi kesopanan
III. Fungsi erotik
IV. …

Pola Bertingkat, contoh:

Topik: FUNGSI BUSANA SEBAGAI PELINDUNG TUBUH

I. Fungsi-fungsi busana
II. Asumsi dasar fungsionalisme
III. Fungsi proteksi busana
iV. ….

Berikut ini adalah satu contoh kerangka karangan yang lengkap. Coba perhatikan polanya yang merupakan kombinasi setara dan bertingkat.

Topik: EROTIKA BUSANA

I . Pembuka: mengapa manusia mengenakan busana?

II. Fungsi busana I
( 1 ). Asumsi: Fungsionalisme
( 2 ). Fungsi proteksi
( 3 ). Kritik atas fungsi proteksi

III. Fungsi busana II
( 1 ). Asumsi: mitos penciptaan manusia
( 2 ). Fungsi kesopanan (modesty)
( 3 ). Kritik atas fungsi kesopanan

IV. Fungsi busana III
( 1 ). Asumsi: eksibisionisme perempuan
( 2 ). Fungsi erotik
( 3 ). Kritik atas fungsi erotik

V. Penutup: ambivalensi busana di antara kesopanan dan erotika

Apabila setiap subtopik dan sub-subtopik di atas dikembangkan masing-masing ke dalam satu paragraf, maka kita akan mendapatkan minimal 11 paragraf untuk karangan tersebut. Apabila satu paragraf rata-rata terdiri dari 70-100 kata, maka karangan tersebut akan mencapai panjang sekitar 770-1100 kata. Bukankah ini sudah memadai bagi sebuah esai atau artikel pendek di surat kabar?

Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2098404-contoh-kerangka-karangan/#ixzz28yp598LO